TIPS&TRIK Kapan Present dan Kapan Past Tense Digunakan
Sumber: www.Google.co.id/gambar/tenses
Pada kesempatan belajar Bahasa Inggris kali ini pembelajar Bahasa Inggris kami ajak untuk mencermati kebingungan dalam menentukan kapan present digunakan dan kapan past tense digunakan dalam paragraph yang sama atau bahkan dalam kalimat yang sama. Bahkan dalam kalimat yang sama dapat dijumpai bentuk present tense dan past tense. Unik, kan? Marilah kita ikuti ulasannya.
Sehubungan
dengan masalah verba sebetulnya ada tiga masalah verba yang sangat sering
dijumpai; beralih tenses antara present dan past; memilih tenses yang benar
untuk kejadian masa lampau; dan rise
dan raise? sit dan set? lie dan lay?. Tetapi pada kesempatan yang terbatas ini, ketiganya tidak
akan dibahas pada kesempatan yang sama. Yang dibahas yang menyangkut beralih
tenses antara present dan past dan yang lainnya akan dibahas pada kesempatan
yang lain.
Beralih
Tenses antara Present dan Past
Beralih
atau tidak beralih, itu adalah pertanyaan. Istilah beralih tenses (tense shifting) merujuk kepada
bergantinya seorang penulis dari present tense ke past tense atau dari past
tense ke present tense dalam paragraf yang sama atau bahkan dalam kalimat yang
sama. Berikut sebuah contoh dari beralih tenses yang tidak cocok (verba dicetak
miring):
X Whenever we went to my grandfather’s house, we always have to eat with the TV on.
Verba
dalam klausa pertama (went) dalam
past tense, sedangkan verba dalam klausa kedua (have) dalam present tense. Dalam contoh ini, penulis tidak dapat
menentukan apakah dia sedang menceritakan sebuah kisah tentang kunjungan rumah
kakeknya atau membuat pernyataan fakta tentang seperti apa makan di rumah
kakeknya (present tense). Pilihan yang mana sebenarnya tidak ada masalah,
tetapi ini bermasalah bertukar tenses di tengah-tengah pembicaraan/tulisan.
Penulis seharusnya komit kepada satu alternatif dan berpegang dengannya.
Jika
penulis ingin menceritakan sebuah kisah tentang sebuah kunjungan, kemudian dia
seharusnya telah tetap dalam past tense keseluruhan naratif tersebut.
Story: Whenever we went to my grandfather’s house, we always had to eat with the TV on.
Jika
penulis ingin membuat sebuah pernyataan faktual tentang kunjungan ke rumah
kakeknya, kemudian dia seharusnya telah tetap dalam present tense keseluruhan
pernyataannya:
Statement of fact: Whenever we go to my grandfather’s house, we always have to eat with the TV on.
Masalah
peralihan berakar dalam ketidakfahaman fungsi present dan past tense yang
berbeda. Berikut adalah ulasan singkat dari fungsi keduanya yang berbeda.
Present
Tense
Istilah
present adalah menyesatkan. Present tense tidak tertambat pada momen waktu
sekarang. Dua penggunaan present tense yang utama adalah (1) untuk membuat
pernyataan fakta dan (2) untuk membuat generalisasi. Berikut beberapa contoh
dari pernyataan fakta dan generalisasi (verba present tense dicetak miring):
Statement
of fact
Chicago is in the Central Time Zone.
The planet Mercury has no atmosphere.
Generalizations
The new VW bugs are the cutest car on the market.
San Francisco is a more interesting city than New York.
John works on Saturday.
Perhatikan
contoh terakhir, John works on Saturday.
Satu jenis generalisasi adalah tentang kebiasaan regular atau tindakan
kebiasaan orang. Penggunaan present tense dalam kalimat ini membilangi kita
bahwa adalah kebiasaan regular John kerja pada hari Sabtu.
Keduanya,
pernyataan fakta dan generalisasi pada dasarnya tidak mengenal waktu. Oleh
karena itu, keduanya tidak terbatas kepada momen waktu tertentu atau bahkan
kepada rentang waktu. Keduanya secara universal benar (pernyataan fakta) atau
pernyataan opini orang tentang apa yang benar (generalisasi). Tulisan nonfiksi
secara tipikal ditulis dalam present tense. Perhatikan, misalnya, bahwa present
tense digunakan keseluruh buku ini—kecuali untuk contoh, yang sering
menggambarkan kejadian khusus, terikat waktu.
Past
Tense
Past tense, dengan jelas, digunakan
untuk menggambarkan peristiwa yang terjadi di masa lampau. Bagaimanapun, ada
kelebihan menggunakan past time
ketimbang pernyataan ini akan menyiratkan. Karena present tense menduduki
terlebih dahulu untuk membuat pernyataan fakta dan generalisasi yang tidak
terikat waktu, past tense menjadi kendaraan utama untuk semua narasi yang
menceritakan peristiwa yang terikat waktu. Untuk alasan ini, hampir semua
fiksi—kisah atau novel—diulis dalam past tense.
Ada satu perkecualian agak janggal
pada perbedaan antara penggunaan present tense untuk nonfiksi dan penggunaan
past tense untuk fiksi. Kadang-kadang kisah dan novel, bahkan keduanya terjadi
dalam masa lampau, ditulis keseluruhannya dalam present tense. Ketika present
tense digunakan cara ini, ia disebut “historical
present.” Contoh, sebuah novel yang ditulis dalam historical present
tentang Queen Elizabeth I mungkin terbaca seperti ini (verba dicetak miring):
Elizabeth enters the council chambers and sees
Lord Leicester. She asks him what he thinks about the Spanish threat.
Sebagian besar tuntunan menulis,
dengan sangat menasehati penulis pemula untuk menjauhi historical present.
Adalah sulit untuk menangani dan ini sangat melelahkan, sangat cepat. Dengan
menarik, tentang tempat tertentu kita pernah menjumpai historical present dalam
lelucon, contohnya (verba dicetak miring):
This guy goes into a bar and sits
down. A few minutes later this polar bear comes
in and sits down next to him and orders a drink . . . .
Kapan
Seharusnya Kita Beralih Tenses?
Apa yang telah kita bahas tentang
poin ini membuatnya terdengar seperti alih tenses adalah sesuatu yang jelek. Tentunya,
alih tenses secara tidak perlu adalah sesuatu yang jelek. Bagaimanapun, kita
perlu beralih tenses kapan saja kita beralih dari narasi ke generalisasi atau
pernyataan fakta—sesuatu yang kita lakukan sangat sering. Berikut contoh dari
alih tenses yang resmi dan perlu (verba dicetak miring):
Shakespeare wrote Hamlet around 1600. The action of the play is set in Elsinore Castle in Denmark,
though there is no evidence that
Shakespeare ever visited Denmark—or
ever even left England, for that
matter.
Perhatikan bahwa tenses bolak balik
dari past (wrote) ke present (is dua kali) dan kemudian kembali ke
past (visited dan left). Kalimat pertama
Shakespeare
wrote Hamlet around 1600
menggambarkan peristiwa yang
terjadi di masa lampau, sehingga past tense wrote
sangat cocok. Klausa berikutnya
The
action of the play is set in Elsinore
Castle in Denmark
beralih ke present tense. Present
tense cocok di sini karena penulis sekarang sedang memberi kita sebuah
pernyataan fakta tentang play—fungsi
present tense yang legitimit. Jika penulis mempertahankan klausa tersebut dalam
past tense, ini akan terdengar sangat janggal:
?
The action of the play was set in
Elsinore Castle in Denmark
Penggunaan past tense ini
menyiratkan bahwa ketika Shakespeare aslinya telah mengeset the action of the play in Elsinore Castle,
dia lantas mengubah pikirannya dan mengesetnya lain tempat.
Bagian kalimat yang tersisa
,though there is no evidence that Shakespeare ever visited Denmark—or ever even left England, for that matter
mulai dari present tense (is). Present tense cocok karena
pengarang sedang membuat sebuah pernyataan fakta (there is no evidence …). Kemudian pengarang beralih ke past tense (visited dan left) untuk membilangi kita tentang peristiwa yang terjadi di masa
lampau.
Mungkin situasi tunggal yang paling
umum di mana penulis gagal beralih tenses ketika penulis seharusnya beralih
adalah ketika penulis mentambatkan sepotong informasi faktual dalam suatu
narasi past tense. Berikut adalah contoh klausa (verba dicetak miring):
X We then visited Key West, which was
the southernmost city in the continental United States.
Penggunaan past tense (visited) untuk sebuah narasi adalah
normal dan diharapkan. Bagaimanapun, dalam kasus ini, penulis secara salah
tetap dalam past tense (was) ketika
sedang memberikan sebuah pernyataan fakta. Penulis membuatnya terdengar
seolah-olah Key West tidak lagi
merupakan the southernmost city in the
continental United States. Di sini, penulis seharusnya telah beralih ke
present tense:
We then visited Key West, which is
the southernmost city in the continental United States.
Pembahasan di atas, pembelajar Bahasa Inggris, dapat dibuatkan simpulan sebagai berikut:
Istilah alih tenses merujuk kepada beralih dari
present tense ke past tense (atau sebaliknya) dalam paragraf atau kalimat yang
sama. Alih tenses dapat menjadi cocok ataupun tidak cocok. Kunci untuk memahami
alih tenses adalah pemahaman fungsi present dan past tense yang berbeda.
Present tense (meskipun namanya) tidak terikat waktu. Oleh karena itu, kita
menggunakannya untuk membuat pernyataan fakta atau generalisasi—keduanya tidak
terikat dengan momen waktu sekarang. Past tense untuk menggambarkan
peristiwa—kejadian yang terikat waktu. Kita menggunakan past tense untuk semua
narasi. Aturan dasar adalah tidak beralih tenses jika tidak ada alasan, tetapi
jika ada alasan, kemudian Anda harus beralih. Jadi sekali lagi para pembelajar Bahasa Inggris, jika tidak ada alasan jangan beralih tenses, jika sebaliknya
silakan saja.
Belajar Bahasa Inggris online yang terpercaya dan teruji. Ulasan grammar Bahasa Inggris yang lengkap, mendalam, dan lugas. Cara belajar Bahasa Inggris yang simpel, mudah dimengerti dan dipraktikkan. Tetap semangat! Keep moving on!
Follow Twitter Saya: @baryzin
Follow Twitter Saya: @baryzin
0 Comments:
Posting Komentar